Rabu, 21 Januari 2015

Ringkasan Cerita Serdadu Kumbang



Serdadu kumbang merupakan film yang mengangkat kisah dari Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Di desa Mantar itu, ada persahabatan antara 3 laki-laki yaitu Amek,, Umbe dan Acan. Ketiga lelaki kecil ini sering belajar mengaji pada Papin, seorang kakek yang hidup sebagai tokoh agama Desa Mantar. Kebiasaan mereka bertiga yang sering bermain dengan kumbang membuat mereka dijuluki sebagai serdadu kumbang.

Amek adalah salah satu murid SDN 08 yang tidak lulus ujian tahun lalu. Ia adalah bocah yang terlahir dengan celah di bibirnya. Sebetulnya Amek adalah anak yang baik, namun karna tingkah lakunya yang cenderung jahil membuat ia sering dihukum disekolah. Berbanding terbalik dengan Minun kakaknya yang duduk dibangku SMP dan selalu menjadi juara dikelasnya. Minun dan Amek tinggal bersama ibunya, Siti di desa Mantar. Sedangkan ayah Amek yaitu Zakaria sudah 3 tahun bekerja sebagai TKI di Malaysia. 

Di desa Mantar terdapat pohon yang bernama pohon cita-cita. Pohon itu dijuluki sebagai pohon cita-cita karna pohon tersebut memang unik, letaknya yang berada persis dibibir tebing menghadap kelaut lepas, hampir disetiap dahan pohon itu diikat dengan tali yang menjulur kebawah yang diujungnya terdapat botol berwarna-warni yang berisikan kertas bertuliskan nama seseorang dengan cita-citanya.

Dari sekian banyak botol yang bergantungan di pohon cita-cita tersebut hanya Amek lah yang tidak mau menggantungkan botol berisi kertas bertuliskan cita-citanya. Amek takut kalau orang-orang akan menertawakannya. Ia sadar betul, kekurangan yang ia miliki telah menjauhkan dirinya dari cita-citanya. 

Hari terus berlalu hingga saat yang dinantikan Amek pun tiba, sang ayah yaitu Zakaria yang selama ini dirindukan oleh Amek akhirnya pulang. Tapi kedatangan ayah Amek itu justru membawa masalah karena Zakaria menjual jam tangan yang dibelinya dari Malaysia kepada penjual jam di pasar seharga 4 juta rupiah. Ternyata jam yang Zakaria jual adalah jam tangan palsu, sang penjual pun meminta Zakaria untuk mengembalikan uang 4 juta tersebut. Namun Zakaria tidak bisa mengembalikannya karena uang itu telah ia pakai untuk membayar hutang akibatnya si penjual itu membawa pergi Smodeng kuda kesayangan Amek.

Hal ini tentu membuat Amek sangat sedih karna Smodeng merupakan kuda kesayangan Amek dan kuda tersebut sering sekali memberinya piala lomba balap kuda. Merasa kasihan melihat sang adik yang terus menerus sedih, Minun kakak Amek pun rela menggunakan uang tabungannya untuk menebus Smodeng. Uang tabungan itu rencananya digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke SMA. Tapi Minun rela mengorbankannya demi sang adik tersayang.

Amek sangatlah gembira mengetahui sang kakak menebus Smodeng. Namun ada lagi masalah yang akan dihadapi Amek yaitu ujian nasional yang sudah dekat. Para guru SD pun melakukan upaya agar murid-muridnya bisa lulus ujian. Akhirnya diadakanlah pelajaran tambahan kepada siswa-siswi kelas 6 SD di Desa Mantar. Sayangnya pelajaran tambahan yang dilakukan di SD dan di SMP Desa Mantar mendapat respon yang berbeda. Anak-anak kelas 3 SMP di desa Mantar jarang ada yang mengikuti pelajaran tambahan. Bahkan sang orang tua murid pun lebih memilih membawa anaknya ke paranormal agar berhasil saat ujian nasional.

Akhirnya ujian nasional pun telah berlalu dan hasilnya pun telah diumumkan. Ada kejadian yang mengejutkan dimana semua anak kelas 3 SMP di Desa Mantar termasuk Minun tidak lulus ujian nasional. Hal ini membuat Minun sangat terpukul karena ia selalu menjadi juara di kelasnya. Rasa kecewa yang dirasakan Mintun ia lampiaskan dengan cara memanjat pohon cita-cita untuk mengambil kembali botol berisi kertas yang bertuliskan cita-cita yang dulu ia gantungkan. Namun tragis, Minun terjatuh dari pohon cita-cita dan meninggal dunia.

Dengan kematian sang kakak, Amek tentu saja sangat sedih. Namun ada hal yang bisa menghibur Amek yaitu hasil ujian nasional SD yang diumumkan menyatakan bahwa semua siswa-siswi kelas 6 SD di Desa Mantar lulus termasuk Amek, ditambah lagi dengan adanya perlombaan yang akan diselenggarakan. Tidak sampai disitu saja, Bu Guru Imbok dengan dibantu Ketut yaitu sang pendatang yang pernah ditolong oleh Amek ketika motornya mogok, bisa mengusahakan penyembuhan bibir sumbing Amek dengan operasi.

Beberapa bulan kemudian, bibir Amek sudah normal seperti anak-anak yang lainnya. Amek dan semua teman-teman sekolah beserta gurunya merayakan keberhasilan mereka di ujian nasional dengan melepaskan kumbang-kumbang yang digantungi kertas bertuliskan cita-cita mereka. Amek yang dulunya merahasiakan cita-citanya kini pun terbuka, ternyata cita-citanya ialah menjadi seorang penyiar berita di televise. Dahulu ia takut ditertawakan oleh temannya tentang cita-citanya sendiri. Namun setelah operasi itu dilakukan Amek pun tidak malu lagi untuk menuliskan cita-citanya

Unsur budaya yang terkandung dalam film ini :
Melihat dari synopsis diatas menggambarkan adanya unsur budaya dalam film tersebut. Diantaranya permainan berburu kumbang, lalu memotong bisanya dengan kuku kemudian mengikat si kumbang dengan benang untuk diterbangkan, adalah kegemaran khas anak Sumbawa yang masih dimainkan hingga kini. Terkadang, kumbang tersebut terbang dengan membawa sepotong pesan, tradisi pacuan kuda.