Rabu, 06 Mei 2015

Penggunaan Bahasa Inggris Sebagai Komunikasi Internasional Untuk Penunjang Karir

Manfaat bahasa Inggris dalam dunia bisnis tidak dapat disangkal lagi. Bahasa Inggris telah mendarah-daging dalam urat nadi bisnis seantero dunia. Ia telah berperan sebagai wahana komunikasi dan interaksi penting di antara pebisnis dengan berbagai latar budaya dan bangsa. Dengan bahasa Inggris pemahaman lintas-budaya semakin mendalam sehingga dunia bisnis didukung untuk tumbuh dan berkembang pesat.
Bahasa Inggris juga telah berperan signifikan dalam dunia karir. Beragam profesi telah menganggap bahasa Inggris sebagai ketrampilan utama untuk mendorong peningkatan kualifikasi diri, dan   karena itu mereka bahkan tak bisa lepas dari bahasa Inggris. Bagi mereka bahasa Inggris bukan lagi sebagai kebutuhan belaka, bukan tuntutan baru, melainkan suatu keharusan dan keniscayaan.

Masalahnya, adakah bahasa Inggris bermanfaat pula bagi seseorang yang hendak merencanakan karir masa depan? Bagaimana pengaruh  kompetensi bahasa Inggris orang terhadap career planning (perencanaan karir)-nya? Tulisan berikut ini akan memaparkan diskusi tentang perencanaan karir, yang diawali dengan mengedepankan hubungan antara bahasa Inggris dan perencanaan karir.

Bahasa Inggris dan Perencanaan Karir
Perencanaan karir, dengan segala strateginya—sebagaimana akan dibahas pada sub selanjutnya dalam tulisan ini—akan lebih terpacu dinamikanya dengan peran bahasa Inggris.  Calon karyawan yang memiliki kompetensi bahasa Inggris aktif, baik lisan maupun tulis, berkesempatan lebih luas untuk berkembang cepat dibandingkan calon karyawan yang memiliki kompetensi bahasa Inggris pasif (baca: pas-pasan).

Sejak awal-awal calon karyawan  telah menyadari bahwa kompetensi bahasa Inggris, lisan dan tulis, menjadi salah satu syarat rekrutmen. Hampir semua perusahaan atau instansi menuntut calon karyawannya mampu berbahasa Inggris dengan baik. Dalam era global bahasa Inggris dianggap sebagai keniscayaan mutlak agar berbagai urusan perusahaan atau instansi dapat teratasi dengan efektif dan efisien. Tak berlebihan jika mereka mencari calon karyawan yang memiliki kompetensi bahasa Inggris, di samping disiplin utama yang dikuasainya.

Saat browsing dan hunting jenis pekerjaan calon karyawan juga berhadapan dengan berbagai sumber informasi kerja yang berbahasa Inggris. Iklan-iklan kerja (advertismen) di surat kabar, majalah bisnis, tabloid profesi, atau internet hampir seluruhnya ditulis dalam bahasa Inggris. Orang yang berkompetensi bahasa Inggris baik, dia akan dengan mudah mengakses sumber informasi tanpa batas—sehingga dia akan kaya informasi; dan dengan demikian akan memiliki referensi dan pilihan yang lebih beragam. Sebaliknya, tanpa kemampuan bahasa Inggris memadai, proses browsing kerja bisa terganggu—atau setidaknya kurang lancar.

Kemudian, setelah memutuskan suatu pilihan pekerjaan, saat menuliskan surat aplikasi kerja pun, bahasa Inggris sangatlah diperlukan. Sudah tidak asing lagi bahwa kebanyakan perusahaan atau instansi menuntut calon karyawannya untuk menulis aplikasi kerja dalam bahasa Inggris. Agaknya hal ini merupakan cara praktis untuk melacak secara dini bagaimana kompetensi bahasa Inggris si pelamar kerja. Coba bayangkan alangkah tidak nyamannya orang yang tidak mampu menulis dalam bahasa Inggris sementara dia sebenarnya memiliki kualifikasi utama yang Andal. Kesempatan bisa menguap hanya karena tidak mampu berbahasa Inggris.

Demikian juga saat wawancara kerja. Calon karyawan yang berkompetensi bahasa Inggris lazimnya dipAndang memiliki kelebihan tertentu dibandingkan dengan yang tidak memilikinya. Pewawancara akan menangkap kesan bahwa si calon karyawan sudah siap untuk diajak memasuki dunia global yang mana perusahaan/instansi tersebut ada di dalamnya. Modal bahasa Inggris calon karyawan itu memiliki daya pikat yang dahsyat.

Lebih lanjut, kemampuan bahasa Inggris yang memadai dibutuhkan saat bekerja kelak, terutama saat berkutat dengan komputer, internet, atau surat-menyurat dengan pihak asing. Ia juga bermanfaat tatkala melakukan komunikasi atau sosialisasi dalam perusahaan yang melibatkan kolega-kolega yang terbiasa menggunakan bahasa Inggris, khususnya tatkala ada tamu asing.

Wawasan perlu selalu ditambah dan ditingkatkan. Untuk meningkatkan kemampuan atau wawasan, orang lazimnya melakukan kegiatan membaca literatur tentang berbagai bidang yang diminatinya. Sementara kita tahu bahwa dewasa ini semakin banyak literatur yang tertulis dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Jika dia memiliki kompetensi bahasa Inggris yang memadai, dia tak akan mengalami kesulitan yang berarti dalam memahami literatur tersebut.

Sejalan dengan itu, (calon) karyawan suatu saat juga perlu ikut seminar. Untuk seminar, orang harus bersiap-siap dengan membuat karya tulis atau makalah—yang tentu saja didukung dengan proses membaca berbagai literatur. Jika seminar itu berskala nasional, atau terlebih skala internasional, dia harus mampu berbahasa asing (termasuk bahasa Inggris) dengan baik.  Andaikata seminar itu berskala lokal pun, kutipan yang berbahasa Inggris masih dianggap memnyimpan prestise tersendiri. Dengan demikian jelas bahwa bahasa Inggris memiliki peran yang tidak kecil berkaitan dengan urusan seminar.

Lebih lanjut, mengikuti training dan membiasakan menulis juga sangat menuntut kemampuan bahasa Inggris yang memadai. Skala training lazimnya ikut mentukan seberapa jauh bahasa Inggris dibutuhkan untuk memperlancar proses kegiatan training tersebut. Adapun tentang kebiasaan menulis, orang yang suka menulis adalah orang yang juga suka membaca. Yang dibacanya tentulah bermacam-macam, dan tentulah mencakup karya-karya yang tertulis dalam bahasa Inggris.  Banyak buku terjemahan terpampang di toko buku; itu pun berkat kehAndalan kompetensi bahasa Inggris penterjemahnya. Andaikata seorang calon karyawan terbiasa menulis, dan berkemampuan bahasa Inggris baik, maka dia tentu tidak perlu membaca buku terjemahan—melainkan langsung buku aslinya.

Demikian pula jika calon karyawan (berharap bisa) bergabung dunia profesi. Seseorang calon karyawan yang menggabungkan diri ke dalam organisasi profesi akan lebih cepat matang jika dia memiliki kompetensi bahasa Inggris yang bagus. Sangat boleh jadi dia dijadikan figur atau panutan—setidaknya dipAndang berstatus lebih—di antara anggota organisasi profesi tersebut.

Dengan demikian, berdasarkan paparan di atas, dapatlah digarisbawahi bahwa bahasa Inggris memiliki peran yang sangat penting bagi perencanaan karir.  Dengan kalimat lain, bahasa Inggris tak dapat dipisahkan dengan upaya seorang calon karyawan untuk merancang karir, serta meniti karir atau profesi untuk meraih sebuah kesuksesan.

Sumber Referensi :
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/05/14/bahasa-inggris-untuk-meretas-karir-1-560215.html

Senin, 06 April 2015



1.      Clause (klausa) adalah kalimat yang setidaknya harus mempunyai subjekl dan predikat atau verbs. Clausa ini dibagi menjadi dua yaitu :

·               Dependent clause : jenis klausa yang tidak bisa berdiri sendiri (anak kalimat). Membutuhkan klausa lain untuk membentuk kalimat yang utuh.
·               Independent clause : klausa yang bisa berdiri sendiri (induk kalimat).
Contoh :
You can do the job (independent clause)
When you have time (dependent clause)

2.      Simple Sentence : tipe kalimat yang paling mendasar yaitu hanya terdiri dari satu independent clause.
Contoh : Doni drink a cup of coffee

Compound Sentence : sebuah kalimat yang terdiri dari 2 simple sentence
Contoh : Tata having dream to be a teacher and Toto is dreaming to be a football player.

Complex Sentence : kalimat yang memiliki 2 klausa yaitu klausa independent dan dependent
Contoh : Riko climbed the tree when it was raining

Compound Complex Sentence : kalimat yang dibuat dari sedikitnya 2 klausa independent dan satu atau lebih klausa dependent
Contoh : I bought a handphone which she offered to me last week and surprisingly, I got a 50% discount

3.      Penggunaan bahasa baku/standar dalam sebagai bahasa komunikasi yang resmi
Bahasa baku atau bahasa standar adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat menyurat, dan rapat resmi. Dari arti tersebut menandakan bahwa komunikasi yang bersifat resmi tentu butuh penggunaan bahasa baku. Dalam dunia kerja atau dunia akademik misalnya, seseorang akan terlihat "terdidik" dan "berisi" jika mampu menggunakan bahasa Indonesia baku. Jadi, mari kembali memahami dan belajar mengenai penggunaan bahasa baku yang baik dan benar, yang bisa kita pelajari dengan mudah dengan membaca koran nasional, cerpen, novel/karya sastra Indonesia, atau menonton program berita. Meski untuk memahami pungtuasi/tanda baca, akan lebih efektif jika kita rajin baca koran pagi.
Jika kita punya kemampuan bahasa yang baik, hal itu akan membuat diri kita lebih mudah menganalisis dan menuangkannya ke dalam media teks ataupun dialog? Sebab, jika kita pernah merasa susah mengemukakan pendapat, baik dalam dialog maupun teks, atau merasa susah mengemukakan ide/gagasan, barangkali itu karena kita terlalu rajin memakai penggunaan bahasa nonbaku, dan mengesampingkan penggunaan bahasa yang baik. Pada kesimpulannya, kita akan menemukan betapa kita memang harus menempatkan kapan dan terhadap siapa kita memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4.      I will tell you about my hobbies
Talk about hobbies, each person has a diverse hobby. Sometimes a person can have more than one hobby. Likewise with me, one of my hobbies are listening to music. Music has always been present in my day, yes because music is one of the most important part of life.
Beside listening to music my other hobbies is hanging out with my friends. Density of lectures sometimes makes me tired, therefore I gather with my friends to omit that fatigue and it is becomes pleasure for me. I also do sport, usually every two weeks I play futsal. The reason because sport provides excellent impact on the body. Yaa that’s a little story about the hobby which I often do



Rabu, 21 Januari 2015

Ringkasan Cerita Serdadu Kumbang



Serdadu kumbang merupakan film yang mengangkat kisah dari Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Di desa Mantar itu, ada persahabatan antara 3 laki-laki yaitu Amek,, Umbe dan Acan. Ketiga lelaki kecil ini sering belajar mengaji pada Papin, seorang kakek yang hidup sebagai tokoh agama Desa Mantar. Kebiasaan mereka bertiga yang sering bermain dengan kumbang membuat mereka dijuluki sebagai serdadu kumbang.

Amek adalah salah satu murid SDN 08 yang tidak lulus ujian tahun lalu. Ia adalah bocah yang terlahir dengan celah di bibirnya. Sebetulnya Amek adalah anak yang baik, namun karna tingkah lakunya yang cenderung jahil membuat ia sering dihukum disekolah. Berbanding terbalik dengan Minun kakaknya yang duduk dibangku SMP dan selalu menjadi juara dikelasnya. Minun dan Amek tinggal bersama ibunya, Siti di desa Mantar. Sedangkan ayah Amek yaitu Zakaria sudah 3 tahun bekerja sebagai TKI di Malaysia. 

Di desa Mantar terdapat pohon yang bernama pohon cita-cita. Pohon itu dijuluki sebagai pohon cita-cita karna pohon tersebut memang unik, letaknya yang berada persis dibibir tebing menghadap kelaut lepas, hampir disetiap dahan pohon itu diikat dengan tali yang menjulur kebawah yang diujungnya terdapat botol berwarna-warni yang berisikan kertas bertuliskan nama seseorang dengan cita-citanya.

Dari sekian banyak botol yang bergantungan di pohon cita-cita tersebut hanya Amek lah yang tidak mau menggantungkan botol berisi kertas bertuliskan cita-citanya. Amek takut kalau orang-orang akan menertawakannya. Ia sadar betul, kekurangan yang ia miliki telah menjauhkan dirinya dari cita-citanya. 

Hari terus berlalu hingga saat yang dinantikan Amek pun tiba, sang ayah yaitu Zakaria yang selama ini dirindukan oleh Amek akhirnya pulang. Tapi kedatangan ayah Amek itu justru membawa masalah karena Zakaria menjual jam tangan yang dibelinya dari Malaysia kepada penjual jam di pasar seharga 4 juta rupiah. Ternyata jam yang Zakaria jual adalah jam tangan palsu, sang penjual pun meminta Zakaria untuk mengembalikan uang 4 juta tersebut. Namun Zakaria tidak bisa mengembalikannya karena uang itu telah ia pakai untuk membayar hutang akibatnya si penjual itu membawa pergi Smodeng kuda kesayangan Amek.

Hal ini tentu membuat Amek sangat sedih karna Smodeng merupakan kuda kesayangan Amek dan kuda tersebut sering sekali memberinya piala lomba balap kuda. Merasa kasihan melihat sang adik yang terus menerus sedih, Minun kakak Amek pun rela menggunakan uang tabungannya untuk menebus Smodeng. Uang tabungan itu rencananya digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke SMA. Tapi Minun rela mengorbankannya demi sang adik tersayang.

Amek sangatlah gembira mengetahui sang kakak menebus Smodeng. Namun ada lagi masalah yang akan dihadapi Amek yaitu ujian nasional yang sudah dekat. Para guru SD pun melakukan upaya agar murid-muridnya bisa lulus ujian. Akhirnya diadakanlah pelajaran tambahan kepada siswa-siswi kelas 6 SD di Desa Mantar. Sayangnya pelajaran tambahan yang dilakukan di SD dan di SMP Desa Mantar mendapat respon yang berbeda. Anak-anak kelas 3 SMP di desa Mantar jarang ada yang mengikuti pelajaran tambahan. Bahkan sang orang tua murid pun lebih memilih membawa anaknya ke paranormal agar berhasil saat ujian nasional.

Akhirnya ujian nasional pun telah berlalu dan hasilnya pun telah diumumkan. Ada kejadian yang mengejutkan dimana semua anak kelas 3 SMP di Desa Mantar termasuk Minun tidak lulus ujian nasional. Hal ini membuat Minun sangat terpukul karena ia selalu menjadi juara di kelasnya. Rasa kecewa yang dirasakan Mintun ia lampiaskan dengan cara memanjat pohon cita-cita untuk mengambil kembali botol berisi kertas yang bertuliskan cita-cita yang dulu ia gantungkan. Namun tragis, Minun terjatuh dari pohon cita-cita dan meninggal dunia.

Dengan kematian sang kakak, Amek tentu saja sangat sedih. Namun ada hal yang bisa menghibur Amek yaitu hasil ujian nasional SD yang diumumkan menyatakan bahwa semua siswa-siswi kelas 6 SD di Desa Mantar lulus termasuk Amek, ditambah lagi dengan adanya perlombaan yang akan diselenggarakan. Tidak sampai disitu saja, Bu Guru Imbok dengan dibantu Ketut yaitu sang pendatang yang pernah ditolong oleh Amek ketika motornya mogok, bisa mengusahakan penyembuhan bibir sumbing Amek dengan operasi.

Beberapa bulan kemudian, bibir Amek sudah normal seperti anak-anak yang lainnya. Amek dan semua teman-teman sekolah beserta gurunya merayakan keberhasilan mereka di ujian nasional dengan melepaskan kumbang-kumbang yang digantungi kertas bertuliskan cita-cita mereka. Amek yang dulunya merahasiakan cita-citanya kini pun terbuka, ternyata cita-citanya ialah menjadi seorang penyiar berita di televise. Dahulu ia takut ditertawakan oleh temannya tentang cita-citanya sendiri. Namun setelah operasi itu dilakukan Amek pun tidak malu lagi untuk menuliskan cita-citanya

Unsur budaya yang terkandung dalam film ini :
Melihat dari synopsis diatas menggambarkan adanya unsur budaya dalam film tersebut. Diantaranya permainan berburu kumbang, lalu memotong bisanya dengan kuku kemudian mengikat si kumbang dengan benang untuk diterbangkan, adalah kegemaran khas anak Sumbawa yang masih dimainkan hingga kini. Terkadang, kumbang tersebut terbang dengan membawa sepotong pesan, tradisi pacuan kuda.